“UMS sangat prihatin dengan penderitaan warga Garut korban banjir. UMS memiliki komitmen untuk meringankan penderitaan mereka”, demikian kata Wakil Rektor I UMS. Dr. Muhammad Da’i Msi. Apt. Dalam sambutannya di acara serah terima bantuan UMS untuk Garut yang diselenggarakan di Rektorat UMS (27/9)
Bantuan UMS berbentuk uang tunai Rp. 50 juta dipercayakan kepada Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Muhammadiyah Indonesia untuk menyalurkannya ke Garut. Bantuan diterima langsung oleh Ketua SAR Mahasiswa Mapala Muhammadiyah Indonesia, Slamet Widodo yang didampingi Sekerataris Umum Ahyar Hudoyo, Bendahara Umum Aris Munandar, dan tim Operasonal SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia Edy Setiawan yang berasal dari Mapala Univ. Muhammadiyah Jogjakarta.
Lebih jauh Muhammad Da’i yang didampingi Kepala Sekretariat Rektorat UMS. Moh. Nafi, mengatakan, bantuan UMS dipercayakan kepada SAR Mahasiswa Mapala Muhammadiyah Indonesia. “Anggota Mapala memiliki karakter yang tangguh, dapat bergerak cepat, dan memiliki ikatan persaudaraan yang kuat. Bantuan UMS yang dsalurkan melalui SAR Mapala Muhammadiyah tentu akan tepat waktu, tepat sasaran, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akurat”, demikian kata Muhammad Da’i.
Sementara Ketua SAR Mahasiswa Mapala Muhammadiyah Indonesia, Slamet Widodo dalam sambutannya mengatakan, “Sumbangan UMS yang dititipkan pada kami, merupakan amanat yang harus segera disampaikan kepada korban banjir Garut. Sepulang acara ini, kami langsung bergerak agar dapat secepatnya tiba di Garut”.
Disampaikan pula oleh Slamet Widodo, Tim dari Solo yang akan dikirim ke Garut membawa bantuan UMS, secara Nasional merupakan tim ketiga SAR Mahasiswa Mapala Muhammadiyah Indonesia.
“Tim pertama berasal dari potensi SAR Mapala di perguruan Tinggi Muhammadiyah Jakarta, Tangerang, dan Sukabumi. Tim pertama dikordinir oleh Stacia Univ. Muhammadiyah Jakarta, dan Camp STIEM Jakarta. Tim kedua dari Lampung yang dikordinir oleh Mapasanda STIEM Kalianda Lampung Selatan,” kata Slamet.
“Bantuan UMS bertepatan dengan selesainya status tanggap darurat bencana tahap pertama. Sesuai dengan pengumuman Pemerintah, tahap kedua dimulai hari ini hingga 5 Oktober 2016. Bantuan UMS sangat dibutuhkan untuk mengisi tahap kedua karena sebagian tim rescue dan relawan sudah berangsur-angsur meninggalkan Garut. Bantuan UMS berada di moment yang tepat”, demikian kata Slamet Widodo.