Tidak seperti warga lainnya di Ibukota yang masih dilanda euforia pasca Pemilihan Gubernur Jakarta, warga kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, harus lebih awal menyudahi suasana pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Hujan deras mulai mengguyur saat warga pulang dari TPS, dan sebagian sedang menonton hitung cepat (quick count) hasil Pilgub melalui televisi. Pukul sebelas malam, hujan tambah deras. Selokan di kampung Pulo yang dikenal sebagai daerah banjir tidak dapat menampung tumpahan air dari langit.
Kondisi itu diperparah dengan luapan air dari sungai Ciliwung yang letaknya hanya beberapa meter dari Kampung Pulo. Akibatnya, sejak dinihari tadi Kampung Pulo beserta pemukiman – pemukiman di tepi Ciliwung, terendam air.
Untuk mengantisipasi segala kemungkinan, Camp STIE Muhammadiyah Jakarta, mengirim Tim Siaga guna memantau situasi banjir di Kampung Pulo dan sekitarnya. Tim ini beranggoakan Elis Farwati, Almuntahanah, Ahmad Fauzan, dan Firhan Saefa Jamil.
Turut bergabung dalam tim adalah dua orang anggota Unit Kegiatan Mahasiswa di STIE Muhammadiyah Jakarta. Masing-masing Rizki Ramadhan dari Tapak Suci (TS), serta Zulham Efendi dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Tim yang dipimpin Elis Farwati ini tiba di lokasi banjir sejak Kamis pagi (16/2). Tim akan berada disana hingga situasi dianggap kondusif.
Dari lokasi banjir, Elis mengabarkan, ketinggian maksimal air mencapai pinggang orang dewasa. Transportasi terganggu. Tidak ada korban jiwa. Tidak ditemukan rumah rusak parah. Tim Siaga Camp juga tidak mendapati warga terserang penyakit akibat banjir. Kendati demikian, aktivitas perekonomian warga sempat lumpuh.
Diwartakan pula oleh Elis, menjelang sore, air berangsur-angsur surut. Warga langsung membersihkan rumah, dan memberesi peralatan elektronik yang rusak lantaran tidak sempat diselamatkan tatkala air masuk rumah. Beberapa toko kebutuhan sehari-hari terlihat mulai buka.
“Sambil bersih-bersih rumah, warga tetap waspada. Mendung pekat yang memayungi Ibukota, bisa saja tiba-tiba menjadi hujan deras, dan kembali menyebabkan banjir. Jika itu terjadi, aksi bersih-bersih mereka pasti bakal sia-sia”, demikian kata Elis yang juga merupakan Pengurus Pusat SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia. (AS)