Warga Luwuk Sambut Baik Deklarasi Rayon 7 SARMMI Di Mapalamu

Deklarasi Rayon 7 SAR Mapala Muhammadiyah indonesia (SARMMI) yang diselenggarakan di kampus Universitas Muhammadiyah Luwuk, penghujung November lalu, rupanya menjadi perbincangan hangat warga Kabupaten Luwuk Sulawesi Tengah.

Deklrasi Rayon adalah pengumuman resmi dan pengukuhan berdirinya sebuah Rayon atau Cabang  SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia (SARMMI) di daerah. Sesuai Surat Keputusan (SK) Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, ada 9 Rayon SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia. Mulai dari Aceh hingga ke Papua.

Rayon 7 yang meliputi Mapala Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Sulawesi merupakan Rayon perdana yang dideklarasikan.

Warga Luwuk umumnya mengetahui Deklarasi melalui berita-berita di koran lokal, poster, spanduk, maupun kesaksian dari berbagai kalangan yang menghadiri acara yang diinisiasi oleh Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Muhammadiyah Luwuk (Mapalamu) tersebut.

Warga berharap dengan adanya Deklarasi SARMMI dan terpilihnya anggota Mapalamu, Ade  Putra Ode Amane, sebagai ketua Rayon 7 SARMMI, akan berdampak baik pada upaya peningkatan kepedulian generasi muda di Luwuk terhadap bencana alam dan musibah di alam bebas. Generasi muda ini tak terbatas pada kalangan aktivis pecinta alam di Luwuk, tetapi mencakup pula kalangan di luar mereka.

“Kami berterima kasih kepada SARMMI, karena dengan dibentuknya Rayon 7 Sarmmi akan membawa dampak positif di Kabupaten Banggai”, demikian kata pengurus Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kabupaten Luwuk, Anggelina Angraini, saat menyambangi Sekretariat Mapalamu untuk menyampaikan ucapan selamat. (3/12)

Dikatakan pula oleh Anggelina yang datang ke Mapalamu bersama empat pengurus GMKI lainnya yakni Desprian Heri, Vinny alvionita Katili, Dian Rosanti Sukadi, dan Jerry Kamaru, kehadiran SARMMI Rayon 7 pasti akan mengedukasi masyarakat tentang kebencanaan. Hal ini, lanjut Anggelina akan meningkatkan respon warga terutama kalangan generasi muda terhadap bencana alam dan upaya-upaya penanggulangannya.

Sementara itu ketua Rayon 7 Sulawesi SARMMI, Ade  Putra Ode Amane yang didampingi pengurus Mapalamu saat menerima rombongan GMNI, mengatakan sangat menghargai dukungan yang diberikan GMNI. Kendati SARMMI dan GMNI memiliki keyakinan religius berbeda, namun keduanya memiliki kepedulian yang sama terhadap masalah kemanusiaan.

“Ini menunjukan generasi muda indonesia bila berbicara masalah kemanusiaan akan melepas sekat-sekat yang ada. Kemanusiaan jauh lebih penting dari sikap-sikap primordial, karena sesuai prinsif universal, kemanusiaan diatas segalanya,” kata Ade.

Menurut Ade, Mapalamu tidak pernah kesulitan bergaul dengan generasi muda yang memiliki perbedaan keyakinan. Perjalanan panjang Mapalamu telah membuktikannya.

“Ada beberapa mahasiswa non muslim yang kuliah di Unismuh Luwuk. Mereka ada yang ikut Mapalamu, dan bahkan tiga diantaranya pernah menjadi Ketua Umum Mapalamu. Dibawah kepemimpinan mereka, roda organisasi Mapala tetap berjalan sebagaimana mestinya,” lanjut Ade.

“Dalam operasi SAR, kami akan bergandeng tangan dengan kelompok lain. Ini sejalan dengan pesan Sekretaris Diktilitbang PP Muhammadiyah, pak Sayuti, bahwa dalam melaksankanan misinya SARMMI tak bisa sendirian. Harus melibatkan elemen lain,” kata Ade.

Di tempat terpisah, dukungan terhadap  Deklarasi SARMMI di Luwuk diberikan pula oleh Camat Mailong, Kabupaten Luwuk, Rampia Laamiri, S. Sos. MM. Kes.

“Saya sangat support terhadap Deklarasi Rayon 7 SARMMI di daerah kami,” kata Rampia.

“Saya kenal beberapa anggota Mapalamu yang menjadi pengurus Rayon 7 SARMMI. Mereka kreatif dan memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan hidup dan kemanusiaan,” lanjut Rampia.

Kepada mereka, Rampia yang juga menjabat Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Banggai, berharap, agar segera merealisasikan program kerjanya. Karena warga Luwuk khususnya, dan Indonesia umumnya senantiasa mendukung aktivitas sosial generasi muda bangsa. (Ahyar Stone)