
Sejak pagi, cuaca di desa Salua dan desa-desa sekitarnya, mendung. Sesekali turun hujan rintik-rintik.
Desa Salua berada di kecamatan Kulawi. Sigi.
Di desa yang pasca gempa Sulteng menjadi rawan gempa susulan, longsor dan banjir, itulah SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia (SARMMI), dan mitra sinerginya mendirikian posko relawan kemanusiaan.
Mitra sinergi SARMMI pada operasi kemanusiaan ini adalah Mapala Unmuha. Mapala UMSU. Stacia UMJ. Mapala UMY. Mapalamu Luwuk Banggai. Hiwata UM Palu. Sapta Pala Jakarta. Batara Guru Luwu Timur. Toms. Co Mataram. Waskita Karya Divisi 6 Palembang.
Saat mereka sedang menjalankan tugas kerelawanan, tiba-tiba ada kabar sungai Tiwa Banjir.
Enam orang relawan yang terbiasa respon cepat pada situasi buruk, segera meluncur ke lokasi banjir untuk menyelenggarakan tindakan rescue.

Mereka berasal dari SARMMI, Mapala UMSU, dan Hiwata UM Palu.
Sebagian daerah aliran sungai Tiwa, berada di wilayah desa Tuba. Kecamatan Gumbasa. Sigi.
Jika dari arah Sigi, desa Tuba terletak di daerah sebelum masuk desa Salua. Jarak kedua desa ini sekitar 7 km.
Aliran sungai Tiwa yang masuk ke wilayah desa Tuba, tak lagi tunggal. Tetapi menyatu dengan sungai Miu yang lebih besar.

Desa Tuba memang dikenal sebagai muara, atau tempat menyatunya sungai Tiwa dan sungai Miu.
Saat tim rescue tadi tiba di titik pertemuan dua sungai itu, terlihat jelas air sungai Tiwa yang coklat campur lumpur. Sesekali terlihat pohon-pohon ukuran sedang hanyut.
Arus sungai Tiwa tampak liar. Suaranya memekakan telinga.
Tetapi air sungai Miu di sebelahnya, terlihat cenderung jernih, arusnya relatif tenang. Beberapa warga terlihat mencari ikan. Mereka samasekali tak menampakan rona takut.

Mendapati situasi kontradiksi itu, tim rescue kemudian turun ke daerah aliran sungai yang lebih bawah. Mereka menuju dusun Saluki yang berada di desa Omu. Gumbasa.
Mereka lantas memantau debit air dari atas jembatan gantung.
Jembatan itu berada di belakang Gereja Bethel Indonesia Jemaat Saluki.
Dari pantauan tim rescue, debit sungai belum pada tingkat berbahaya. Air masih berada di badan sungai.
Padahal, seharusnya debit sungai naik. Karena sudah bertambah dengan air dari sungai Saluki.
Ternyata ujung pertemuan sungai Tiwa dengan sungai Miu, disebut sungai Miu.
Nama yang sama juga dipakai untuk menyebut ujung pertemuan sungai Miu dan sungai Saluki.
Meski sungai Miu tak menampakan tanda-tanda membahayakan, tim rescue tadi tetap berjaga-jaga. Langit masih mendung.
(By Ahyar Stone. SARMMI)