Satu persatu korban tsunami Selat Sunda, — yang meninggal maupun luka — mulai ditemukan oleh tim rescue. Tsunami terjadi tadi malam sekitar pukul dua puluh satu lebih beberapa menit. (22/12). Akibatnya wilayah pesisir Banten dan pesisir Lampung Selatan, mengalami rusak parah.
Personil SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia (SARMMI) bersama anggota Mapasanda STIE Muhammadiyah Lampung Selatan, dua jam pasca tsunami sudah berada di daerah pemukiman terdampak tsunami.
Dalam gelap di tengah suasana warga yang histeris, mereka mencari serta mengevakuasi korban tsunami, sambil asesmen data korban jiwa dan kerusakan akibat tsunami.
Dilaporkan oleh kordinator Tim SARMMI, Sofyan Oktaryanto, untuk efektifas operasi SAR, tim yang beranggota Andi Safryandi, Rona Sahfri, Dedi Sarbela, Rudi Septiawan, Rulyan Padilah, dipecah menjadi dua tim SRU (search rescue unit) dan beroperasi di tempat berbeda.
Di desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, mereka menemukan tiga korban meninggal dan seorang korban selamat dari reruntuhan puing bangunan. Empat korban ini merupakan satu keluarga.
“Kami menemukan korban meninggal bernama Indah. Ia pelajar kelas dua SMA. Adik bungsunya berhasil dikeluarkan dari puing bangunan rumah mereka. Sekarang dirawat intensif di rumah sakit,” kata Sofyan. (23/12)
Kedua orang tua Indah, lanjut Sofyan, juga meninggal dunia. Jenasah mereka ditemukan tim SARMMI sebelum mereka menemukan Indah dan adiknya. Semua jenasah telah dipindahkan ke tempat yang lebih layak.
Terhadap semua korban yang ditemukan, tim SARMMI sudah berkordinasi dengan pihak terkait di daerah setempat.
Hingga berita ini dirilis, Tim SARMMI dan Mapasanda masih beroperasi. Sementara itu, tim SARMMI dari Jakarta, sedang menuju wilayah terdampak tsunami di Banten. (Ahyar Stone/SARMMI)