Operasi Kemanusiaan SARMMI di Sulbar Yang Dipimpin Anggota Mapala UMY Dinilai Berhasil dan Menginspirasi

*Operasi Kemanusiaan SARMMI di Sulbar Yang Dipimpin Anggota Mapala UMY*
*Dinilai Berhasil dan Menginspirasi*

Operasi kemanusiaan SARMMI (SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia) di Sulawesi Barat (Sulbar) yang berakhir pada 10 Februari 2021, dinilai berhasil dan bermanfaat, serta menginspirasi sekian banyak pihak.

Demikian kesimpulan rapat evaluasi Operasi Kemanusiaan SARMMI di Sulawesi Barat yang diselenggarakan di markas pusat SARMMI di kota Solo, Jawa tengah (13/2/21)

Selain dihadiri oleh ketua operasi kemanusiaan SARMMI untuk Sulbar, M. Aris Wafdulloh dan anggota tim yang dipimpinnya, turut pula hadir empat tokoh penting SARMMI yakni John Lempo, Aris Munandar, Arif Ramadhani dan Ketua SARMMI Bidang Logistik, M. Iman Jelani yang memimpin rapat evaluasi ini.

Aris Wafdulloh dalam laporannya menyampaikan, ada sebelas kerja kemanusiaan yang ia dan timnya kerjakan secara totalitas hingga menit-menit terakhir menjelang operasi kemanusiaan dinyatakan selesai.

Sebelas kerja kemanusiaan itu adalah membangun posko kemanusiaan yang difungsikan pula sebagai posko persinggahan relawan lain, serta pusat informasi bagi semua pihak yang hendak mengetahui situasi terkini di tiga desa terpencil sekaligus terisolir.

Tiga desa dimaksud adalah dusun Ulu Taan, desa Bela dan desa kopeang. Tiga desa ini berada di kecamatan Tapalang, kabupaten Mamuju. Sulawesi Barat.

Ketiga desa yang menjadi focus area atau desa yang didampingi SARMMI, kondisinya sangat mengenaskan, berada jauh dari pusat kota, terpencil dan terisolir.

Akses tunggal untuk sampai ke desa Bela dan desa Kopeang, yakni jalan belum diaspal sepanjang 12 km, tertutup puluhan titik longsor yang berbahaya. Bantuan hanya dapat didrop helikopter atau jalan kaki selama dua hari PP.

Titik pertama longsor berada di ujung dusun Ulu Taan. Tepatnya di muka posko kemanusiaan SARMMI. Lalu berlanjut hingga ke desa Bela dan desa Kopeang.

“Untuk mendata detil longsoran, kami mengadakan survey dengan berjalan kaki. Melintasi titik demi titik longsoran yang jumlahnya lebih dari 52 titik,” terang Aris Wafdulloh yang akrab dipanggil Ramon.

Sebagai tindak lanjut dari survey jelas Ramon yang merupakan anggota Mapala Univ. Muhammadiyah Yogyakarta (Mapala UMY), relawan kemanusiaan SARMMI menginisiasi pembuatan shelter bantuan di tepi sungai Taupe yang berada di titik pertengahan jalur longsor ke desa Bela dan desa Kopeang.

Kemudian membuka akses jalan dengan cara menggergaji ratusan pohon tumbang menggunakan chainsaw atau gergaji mesin.

Relawan yang bergabung pada pekerjaan itu adalah relawan Batara Guru dari Luwu Timur. SAR Malili. Relawan Morowali Utara. MDMC Parepare. Mapala Salawat dan Hizbul Wathan Univ. Muh. Parepare. Mapala UMY.

Untuk membuka akses jalan papar Ramon, SARMMI mengkordinir warga tiga desa yang didampingi. Relawan dan warga kemudian bekerja gotong royong selama lima hari.

“Sekarang, jalan itu sudah bebas dari pohon tumbang. Warga sudah dapat berjalan kaki dengan lancar dan aman,” tegas Ramon.

Selama tiga minggu menyelenggarakan operasi kemanusiaan lapor Ramon, SARMMI membuka dapur umum yang beroperasi 24 jam.

Juga menyelenggarakan TPA darurat dan psikososial untuk anak-anak korban gempa. Sanitasi (MCK) darurat. Distribusi kebutuhan dasar pengungsi. Edukasi kebencanaan untuk kelompok rentan. Survey titik longsor di sungai Taupe yang berpotensi banjir bandang.

*Berhasil dan Menginspirasi*

Sementara itu, Ketua SARMMI Imam Jaelani mengatakan, sebelas kerja kemanusiaan yang dilakukan tim relawan SARMMI di Mamuju, manfaatnya benar-benar dirasakan langsung oleh seribu jiwa lebih korban gempa di tiga desa terpencil yang didampingi SARMMI.

Antusias warga untuk berpartisipasi pada kegiatan kemanusiaan yang diinisiasi SARMMI, serta banyaknya relawan yang datang ke posko kemanusiaan SARMMI di dusun Ulu Taan, menunjukan SARMMI tetap menjadi magnet berdaya tarik tinggi.

Mereka ke sana untuk membantu, bergabung sebagai mitra sinergi, serta untuk belajar cara menyelenggarakan operasi kemanusiaan di desa terjauh, terpencil dan terisiolir yang menjadi pola khas SARMMI.

SARMMI lanjut Jaelani, senantiasa menyelenggarakan operasi kemanusiaan di desa terjauh, terpencil, terisolir dan belum dimasuki relawan lain.

Sekarang pola khas SARMMI ini sudah menjadi warna tersendiri di kalangan relawan di Indonesia.

“Tiap tim SARMMI ke lokasi bencana, banyak relawan berkunjung ke posko SARMMI untuk belajar. Termasuk ke Posko SARMMI di Ulu Taan. Mereka belajar karena terinspirasi,” ujar Jaelani.

Di kesempatan ini pula Jaelani memberi apresiasi tinggi kepada empat relawan SARMMI yang dikirim ke Mamuju.

Empat personil adalah Ramon dan Ahyar Stone (keduanya anggota Mapala UMY) serta Farich Fauzi dan Ilham dari SARMMI Solo.

Jajaran pengurus SARMMI lanjut Jaelani juga memberikan apresiasi tinggi kepada delapan Mapala PTMA yang berkontribusi besar pada pelaksanaan operasi kemanusiaan SARMMI di Mamuju.

Delapan Mapala itu adalah Mapala UMY. Stacia UMJ. CAMP STIEM Jakarta. Mapsa UM. Purwokerto, Mapala UMRI. Mapalamu UM. Luwuk Banggai dan Mapala Salawat UMPAR.

SARMMI juga mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan tinggi kepada para relawan dari berbagai komunitas dan organisasi yang menjadi mitra sinergi SARMMI di Mamuju.

Mereka adalah Relawan Batara Guru Luwu Timur. SAR Malili. Relawan Morowali Utara. CRI. KPA Kaliavo. MDMC Parepare. HW Univ. Muh. Parepare

Kemudian Rescue Team IOF Pengda DIY. IOF Pengda Morowali Mandar. Sanggar Al Quran. Onsight Solo. Aranya Mahidhara. Bunda Bella & team.

“Semoga kerja sama, kerja keras, kerja cerdas dan kerja iklhas SARMMI dan mereka mendapat ganjaran yang baik dari Allah SWT,” pungkasnya. (Ahyar Stone)