Menguatkan Hubungan Baik Indonesia-Timor Leste Melalui Kegiatan Pecinta Alam

Hubungan bilateral umumnya terjalin melalui jalur diplomatikdua negara. Lewat kesepakatan ekspor impor, atau dari perjanjian hutang piutang. Apa mungkin ditambah melalui jalur kegiatan pecinta alam?

Tentu saja itu mungkin. Menariknya, inilah yang sekarang terjadi dan akan terus menerus dilakukan oleh SARMMI (SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia) bersama organisasi pecinta alam dari Timor Leste yang lengkapnya bernama Associação GERHANA-Explora no Prezerva Natureza, Timor-Leste.

Untuk diketahui, SARMMI merupakan organisasi skala nasionalyang bergerak di bidang kemanusiaan. Anggota SARMMI adalah Mapala di perguruan tinggi Muhammadiyah se Indonesia.

Lantaran itulah, SARMMI — baik secara kelembagaan maupun individu personilnya — dikenal mumpuni di bidang pecinta alam, serta memiliki kemampuan dan jumlah pengalaman terjun ke daerah bencana di atas rata-rata. Terutama di lokasi bencana yang terisolir dan terpencil.

Sementara Associação GERHANA-Explora no Prezerva Natureza adalah salah satu dari sedikit organisasi pecinta alam di negara Timor Leste.

Karena di sana bahasa Indonesia bukan bahasa nasional, makafrase GERHANA di sini bukan seperti pemahaman orang Indonesia sebagai “gerhana bulan”. Melainkan bermakna organisasi pecinta alam, karena GERHANA adalah akronim bahasa Portugis dari kata Geração Hadomi Natureza. Artinya generasi pecinta alam.

Diceritakan oleh ketua umum (mereka menyebutnya presiden) Associação GERHANA, Antoninho dos Santos Oliveira, saat ini jumlah organisasi pecinta alam di Timor Leste masih bisa dihitung dengan jari dua tangan. Alias tak lebih dari sepuluh. Level kemampuannya pun kalah jauh dari pecinta alam di Indonesia yang jumlah organisasi pecinta alamnya sudah dua ribu lebih.

Meski kalah level dan jeblok dijumlah, tak lantas membuat para aktivis pecinta alam di negara yang bernama resmi República Democrática de Timor-Leste (bahasa Portugis) mati langkah.

Melalui organisasi GERHANA, aktivis pecinta alam di negarayang dalam bahasa Tetum disebut Timór Lorosa’e itu proaktif meningkatkan kemampuan personilnya, mempopulerkan kegiatan pecinta alam di Timor Leste, serta menjalin kekerabatan dengan SARMMI.

Tiga upaya keras itu mereka lakukan secara simultan atau serempak, karena seperti diakui Antoninho, kalau kemampuan anggota GERHANA meningkat dan kegiatan pecinta alam kian popular, tentu bakal tambah banyak generasi muda di Timor Leste yang masuk organisasi pecinta alam. Ini kabar bagus untuk orang-orang di Timor Leste.

“Semakin banyak pecinta alam tentu banyak sisi baiknya. Baik bagi kemajuan pecinta alam itu sendiri, dan baik untuk masyarakat luas. Karena pecinta alam adalah media yang tepat untuk melahirkan generasi muda berkarakter positif. Tipikal generasi semacam ini diperlukan guna membangun Timor Leste pada masa kini dan mendatang,” ungkap Antoninho. (23/9/2021)

“Tentu kami tak bisa kerja sendirian. Perlu pendampingan dari SARMMI yang lebih berpengalaman di bidang pecinta alam dan kegiatan kemanusiaan,” ujar Antoninho.

“Di Timor Leste organisasi SAR belum ada. Dengan didampingiSARMMI kami berupaya jadi pelopor SAR di Timor Leste. Pendampingan ini juga bakal menguatkan hubungan baik Timor Leste dan Indonesia,” lanjutnya.

Sependapat dengan Antoninho, ketua umum SARMMI Adri Hendra Febriansyah yang dihubungi terpisah mengatakan, pilinan kerja sama SARMMI dengan GERHANA akan langsung berdampak pada kuatnya hubungan baik dua negara.

“Hubungan baik antar negara justru tambah menguat karena interaksi interpersonal antar warganya dan kerja sama organisasidari negara berbeda yang bergerak di bidang yang sama,” kata Adri Hendra.

Dipahami oleh Adri Hendra yang juga anggota Stacia Univ. Muhammadiyah Jakarta, kuantitas dan kualitas pecinta alam di Timor Leste memang berbeda jauh dibanding di Indonesia.

Perbedaan itu wajar, karena umur pecinta alam di Indonesia sudah setengah abad lebih, sedangkan pecinta alam di Timor Leste mulai ada awal tahun 2000.

Tapi perbedaan ini tidaklah penting benar.

“Kalau bicara tentang pecinta alam maka yang lebih pokokdikupas adalah tentang human resources yang dihasilkan sebagai output organisasi pecinta alam sebagai lembaga penghasil sumber daya manusia berkarakter positif, sertamanfaat-manfaat yang disumbangkan pecinta alam kemasyarakat luas dan bangsanya,” urai Adri Hendra.

Atas dasar itulah lanjut Adri Hendra, SARMMI bakalsepenuhnya mendampingi GERHANA.

Pendampingan bersifat kerja sama jangka panjang. Dimulaidengan menyelenggarakan International Webinario atauWebinar Internasional.

Thema webinar seri perdana nanti adalah mengupas pecinta alam pada era milenial. Diselenggarakan sabtu 25 September 2021.

Yang menjadi narasumber International Webinario ungkap Adri Hendra adalah Ahyar Stone dan Fadlik Al Iman. Posisi moderator dipegang Tia Septiani. Tiga orang ini pengurus pusat SARMMI yang lain jabatan.

Tia Septiyani menjabat Sekretaris SARMMI. Tia berasal dari Mapala CAMP STIEM Jakarta. Fadlik merupakan ketua SARMMI bidang Komunikasi dan Informasi. Ia adalah anggota istimewa Stacia Univ. Muhammadiyah Jakarta.

Sedangkan Ahyar menjabat anggota dewan pengarah SARMMI. Ia anggota luar biasa Mapala Univ. Muhammadiyah Yogyakarta. Selain dikenal sebagai direktur Wartapala KP Yogyakarta, Ahyarjuga penulis buku Pecinta Alam adalah Pendidikan Karakter.

Terhadap International Webinario seri perdana, Antoninho menceritakan anggota GERHANA sangat antusias hendak mengikutinya. Selama ini mereka hanya belajar sendiri, sekarang malah didampingi SARMMI. Tentu bakal banyak pengetahuan baru yang bakal direngkuh sekaligus meningkatman capacity dan talent mereka.

Respon anak-anak muda di Timor Leste terhadap acara ini rupanya juga oke. Tatkala International Webinario dipublikasikan yang bertepatan dengan rekruitmen anggota baru GERHANA, banyak anak muda yang langsung mendaftar jadi anggota GERHANA.

Acara itu juga menaikan gairah para aktivis pecinta alam di Timor Leste guna menata pecinta alam di negaranya agar lebih kondusif.

Sementara itu, beberapa anggota GERHANA mengakui Internasional Webinario merupakan momen istimewa. Kata mereka, kami tidak menyangka bakal bertemu SARMMI. Lantas menimba ilmu dan jadi akrab dengan pecinta alam dari Indonesia.

Seorang dari mereka berkata dengan riang, “Este é um momentoespecial. Esperançosamente, um dia nos encontraremos direitacom os membros do SARMMI

Terjemahannya, “Ini momen istimewa. Semoga suatu saat kami bertemu langsung dengan anggota SARMMI.”

(Ahyar Stone/Rani Puspina)