Penanggulangan bencana akan berlangsung efektif dan efisein, bila ada partisipasi semua pihak. Termasuk peran aktif kalanganpecinta alam.
Demikian kata Arief Romadhoni Setiawan. SE. KordinatorBidang Mitigasi Bencana SARMMI (SAR MapalaMuhammadiyah Indonesia). Saat menyampaikan power point di Webinar Internasional yang diselenggarakan SARMMI dan Associação Gerhana Explora no Prezerva Natureza Timor Leste. (7/11/2021)
Pemerintah terang Arief yang juga tokoh senior di Mapala Univ. Muhammadiyah Yogyakarta, memiliki tanggung jawab dalam penanggulangan bencana. Meski demikian pemerintah takmampu bekerja sendiri. Masyarakat perlu terlibat.
Keterlibatan masyarakat sudah diatur dan dijamin oleh Undang-undang nomor 24 tahun 2007. Tentang Penanggulangan Bencana.
“Kita semua perlu berpartisipasi. Karena penanggulangan bencana pada hakekatnya merupakan tanggung jawab sosial kita juga. Bukan hanya pemerintah,” lanjutnya.
Lebih detil Arief yang aktif pula sebagai anggota TRC di BPBD Provinsi DI. Yogyakarta memaparkan, pecinta alam sudah akrab dengan alam dan kegiatannya mengandung unsur kepedulian terhadap alam dan manusia.
Hal itu mendorong pecinta alam harus berani berperan lebihbanyak dibanding peran masyarakat umum dalam penanggulangan bencana.
“Penanggulangan bencana dibagi dalam beberapa tahap. Di setiap tahap pecinta alam dapat mengambil perannya,” imbuhnya.
Tahapan penanggulangan bencana ada tiga fase, yakni prabencana, tanggap darurat, dan pasca bencana.
Fase pra bencana dilakukan dalam situasi tidak terjadi bencana, dan dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana.
Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukandengan segera pada saat kejadian bencana untuk menanganidampak buruk yang ditimbulkan.
Sedangkan fase pasca bencana meliputi rehabilitasi danrekonstruksi. Tujuannya melakukan perbaikan dan pemulihansemua aspek pelayanan publik dan segala aspek kehidupanmasyarakat.
“Pada fase pra bencana misalnya, pecinta alam dapat berperandengan melakukan mitigasi bencana, kesiapsiagaan dan peringatan dini,” lanjut Arief.
Webinar Internasional yang menghadirkan Arief sebagainarasumber tunggal, diselenggarakan oleh SARMMI sebagairealisasi tahap ketiga memberikan pendampingan jangkapanjang terhadap pecinta alam dari Timor Leste, yakniAssociação Gerhana Explora no Prezerva Natureza.
Associação Gerhana didampingi karena akan mempelopori berdirinya organisasi SAR yang pertama kali di Timor Leste.
Selain diikuti oleh pecinta alam di Timor Leste, turut pula sebagai peserta webinar adalah pecinta alam dari Maumere NTT. Luwuk Banggai, Donggala, Mamasa, Solo. Yogyakarta, Purwokerto, Bogor, Bekasi, Jakarta, Tangerang, Lampung, Pagaralam dan Riau. (*)
(Tia Septiyani CAMP STIEMJ & Ahyar Stone SARMMI)