Tim rescue SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia Indonesia (SARMMI) yakni Mokhmad Nor Kholis Saputro dari Mapala Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bersama lima personil BASARNAS dan lima personil TNI, menemukan dua jenazah korban erupsi gunung Semeru pada Rabu (8/12/20211)
Diawali dengan menemukan ceceran perangkat HP di tebing dinding sungai Lanang yang licin karena lahar dingin yang masih lembek dan banyak pohon bambu tumbang, Tim SAR gabungan lalu menyisir area di sekitar HP.
Tatkala penyisiran sudah berlangsung beberapa, mendadak Tim SAR gabungan mencium aroma tak sedap yang sangat menyengat.
Penyisiran lantas dilakukan dengan lebih seksama dan hati-hati. Benar saja, dua korban erupsi gunung Semeru ditemukan di sana. Di antara pohon bambu tumbang.
Jenazah pertama yang ditemukan adalah lelaki dewasa.
Berjarak sekitar 15 meter ditemukan jenazah anak-anak.
Menurut keterangan keluarga korban yang datang ke lokasi, dua jenazah merupakan kakek dan cucunya.
Diperkirakan mereka berlari ke tepi sungai hendak menyelamatkan diri.
Namun naas, lahar dingin gunung Semeru ysng bergerak lebih cepat, menyambar hidup mereka.
Kabar ditemukan dua jenazah, disebar ke tim-tim rescue dari berbagai elemen yang juga melakukan penyisiran di titik lain di sungai lanang. Mereka kemudian mendekat ke lokasi jenazah ditemukan.
Setelah dua jenazah dibungkus kantong mayat, tim-tim rescue tadi secara bersama-sama melakukan evakuasi. Jalur evakuasi sulit dan licin.
Untuk mempercepat evakuasi, empat personil rescue Mapala UMY yakni Zeni Nurhidayah Rizkia, Fadhilah, Qorianfafa, Aziz Irsyadul Aqwam dan Ahyar Stone lantas membuka jalur evakuasi di dinding sungai yang medannya menanjak, licin dan lumpurnya masih lembek.
Setelah jenazah sampai di titik ini, mereka berempat dan belasan personil tim lain membantu mengangkat jenazah hingga ke bagian atas dinding sungai.
Di sana sudah menunggu tim lain yang akan melanjutkan proses pengangkatan jenazah sampai ke ambulance yang sudah disiagakan di dusun Curah Kobokan, kecamatan Candipuro. Lumajang. Jawa Timur.
Untuk diketahui desa Curah Kobokan yang bersebelahan dengan sungai Lanang, merupakan desa korban erupsi Semeru yang parah.
Sementara sungai Lanang, tatkala erupsi Semeru berlangsung pada Sabtu, 4 Desember 2021, banyak warga berada di sana. Termasuk untuk menambang pasir.
Hal itulah yang kini membuat sungai Lanang menjadi titik terbanyak korban erupsi Semeru. (AS)
Kontributor : Rani Puspina & Ahyar Stone. SARMMI