Korban gempa seringkali mengalami kesulitan menjalankan sholat lima waktu. Padahal dalam situasi apapun sholat wajib dilaksanakan.
Hal itu disampaikan anggota istimewa Saptapala Jakarta, Adi Nugroho, melalui sambungan jarak jauh terkait bantuan peralatan ibadah berupa mukena dan sarung ke lokasi gempa Pasaman Barat, Sumatera Barat. Pada Minggu (12/3/202).
“Bantuan pangan, selimut, terpal dan kebutuhan mendesak lain memang dibutuhkan korban bencana. Meski begitu korban gempa juga membutuhkan peralatan ibadah,” kata Adi Nugroho.
Lantaran itulah jelas Adi Nugroho, bantuan Saptapala Jakarta untuk korban gempa di Pasaman Barat fokus pada peralatan ibadah.
“Saptapala berharap bantuan ini turut mengurangi kesulitan yang dialami korban gempa pasaman barat,” jelas Adi Nugroho.
Bantuan Saptapala dikirim ke Posko Kemanusiaan SARMMI (SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia).
Posko Kemanusiaan SARMMI berada di Jorong Pasar Lamo. Nagari Kajai. Kecamatan Talamau. Pasaman Barat.
Relawan kemanusiaan yang mengelola Posko kemanusiaan SARMMI adalah anggota Mapala UMSB (Univ. Muhammadiyah Sumatera Barat), serta Mapala UMY (Univ. Muhammadiyah Yogyakarta).
Kordinator Posko Kemanusiaan SARMMI, Reza Kurniawan menerangkan bantuan peralatan ibadah dari Saptapala didistribusikan ke sejumlah titik pengungsian dan ke beberapa masjid dan mushola yang rusak karena gempa.
“Sarung dan mukena kami antar ke tenda pengungsi di Desa Lubuk Panjang. Jorong Kampung Alang. Serta di Jorong Pasar Lamo. Nagari Kajai,” terang Reza Kurniawan.
Bantuan Saptapala juga diantar relawan SARMMI ke pengurus mushola Nurul Hikmah Jorong Pasar Lamo, Mushola Nurul Falah Kampung Lubuk Panjang, serta Masjid Raya Kajai.
Beberapa pengungsi mengaku sarung dan mukena dari Saptapala, sangat membantu mereka beribadah.
“Sarung akan saya pakai sholat lima waktu dan untuk Jumatan. Sedangkan Mukena akan dipakai istri sholat di tenda”. Begitu kata seorang dari mereka.
Ahyar Stone & Rani Puspina (SARMMI)