“Banjir yang sekarang melanda desa Teluk Lada sangat parah dibanding tahun-tahun sebelumnya”, demikian informasi dari tim operasi SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia, Azka Abdul Mujib, dari Teluk Lada. Kecamatan Sobang. Pandeglang (15/2)
Desa Teluk Lada, papar Azka, sebenarnya sudah menjadi pelanggang tetap banjir kiriman sungai Cileman. Hanya saja sekarang ini, desa yang dihuni lebih dari 900 jiwa ini benar-benar terendam air. Aktivitas warga lumpuh total.
Dilaporkan oleh Azka, akibat banjir “yang tidak biasanya” ini, selain Teluk Lada, desa-desa lain di Kecamatan Sobang juga terendam air muntahan sungai Cileman. Semua tempat terendam.
“Di desa lain banjir mulai surut. Tetapi untuk Teluk Lada, belum”, lanjut Azka.
Akibat hujan turun dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Pandeglang pada 10 Februari lalu, sebelas kecamatan di Pandeglang terendam air. Ketinggian air mencapai setengah hingga satu meter.
SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia menurunkan dua SRU (Search Rescue Unit) secara bersamaan ke Pandeglang. Selain Azka yang memimpin kekuatan dari Mahesa Universitas Muhammadiyah Tangerang. Terdapat pula Cicih Handika yang memimpin pasukan dari Mapala Stacia Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Dilaporkan oleh Cicih dari desa Sukaresmi. Kecamatan Sukaresmi, terdapat lebih dari 32 desa terdampak banjir di wilayah kecamatan Sukaresmi. 14 diantaranya paling parah.
“Tidak ada korban jiwa di Sukaresmi. Tetapi banjir telah mengakibatkan ratusan hektar sawah gagal panen. Infrastrukutr banyak yang tidak berfungsi. Selain itu, perabot milik warga banyak yang rusak. Beberapa rumah roboh”, ujar Cicih menjelaskan.
“Sekarang yang dibutuhkan warga adalah bahan pangan, air bersih, makanan bayi, seragam sekolah anak-anak, alat kebersihan, dan peralatan dapur, dan bantuan kesehatan”, lanjut cicih mengabarkan kebutuhan warga.
Sama halnya dengan Cicih, Azka juga melaporkan, warga desa Teluk Lada, dan desa-desa tetangga juga membutuhkan bantuan medis, dan kebutuhan sehari-hari berupa pangan, air, perlengkapan bayi dan anak-anak, serta alat-alat masak dan kebersihan.
Sejak SRU diberangkatkan ke Pandeglang, kantor pusat SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia di Solo, telah menggalang bantuan. Baik berupa donasi tunai, maupun barang kebutuhan warga.
“ Bantuan langsung dikirim ke lokasi SRU berada. Walaupun tidak banyak, namun cukup meringankan beban korban banjir”, begitu kata Bendahara Umum SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia, Aris Munandar di Solo (Ahyar Stone)